Sunday, December 19, 2010

a journey to malaka

Jumat, 17 Desember 2010. Berbekal pakaian dan uang secukupnya, maka saya menuju ke Tanjong Pagar Railway Station. Di perjalanan kali ini saya memutuskan untuk menggunakan kereta api karena mulai bulan Juli 2011, stasiun KA dari Tanjong Pagar ini tidak lagi digunakan. So, i was thinking that i have to give it a try, at least once :)

Jam menunjukkan pukul 12.30, namun antrian orang di pintu masuk masih saja tidak bergerak. Aku hanya memandang dari kejauhan karena memang aku belum melihat adanya kereta datang dari arah Malaysia.

Pukul 12.45. Aku mulai curiga, karena menurut jadwal, kami harus berangkat pk 13.00, dan masuk 30 menit sebelum keberangkatan. Memutari gedung sambil sesekali mengambil foto, tiba2 mataku menatap nanar ke sebuah papan pengumuman. "The train was expected to come on 14.15." And yes, it was just "expected" not the exact timing. Akhirnya aku mencari tempat duduk dan mulai memesan secangkir teh susu untuk menemani cheese prata yang tadinya aku beli untuk bekal makan di KA.

Sekitar pukul 15.00 akhirnya KA tiba juga. Dengan sigap orang2 yang sedari pk 13.00 mengantri, memasuki pintu masuk. Setelah melewati imigrasi Malaysia, kami masih harus menunggu KA lagi. Entah mengisi bensin ato entah ngapain, tapi yang jelas memakan waktu setengah jam.

15.30 - Akhirnya kereta berangkat juga. Fiuh. Kereta berhenti sebentar di Woodlands untuk pengecekan imigrasi keluar dari Singapore. Setelah itu langsung tancap gas (ato uap? ato listrik? hehe) menuju ke Melaka.

Apabila kita menggunakan kereta untuk pergi ke Melaka dari Singapore, maka tidak ada rute langsung. Stasiun kereta terdekat adalah Tampin/Pulau Sebang. Dari Stasiun Tampin, kita masih harus menempuh jarak lagi sepanjang 1 jam. So, actually it is not advisable to use the train anyway. :D Kalau dari Singapore ke Melaka, mendingan naik bus aja karena ada bus langsung. Dan dari segi biaya, harganya jauh lebih murah.

20.30, akhirnya tiba juga di Stasiun Tampin. Rencana awal apabila kereta tidak mengalami delay, maka aku masih bisa naik bus dari Tampin ke Melaka. Tarif untuk naik bus sekitar RM 4.50 (kata bapak2 di stasiun). Namun apa daya, bus terakhir telah berangkat pk 19.30. Aku yang tak tahu menahu menunggu disana sampai pk 21.30. Akhirnya karena tidak ada bus, maka aku harus naik taksi. And it cost me a bomb. Tapi karena sudah larut dan aku ga tau apa2 tentang Tampin, maka tak ada pilihan lain.

Pengalamanku naik taksi dari Tampin ke Melaka sangat tidak menyenangkan. Sungguh, berhati-hatilah apabila hendak naik taksi di daerah ini. Jangan bepergian di malam hari. Kalau siang hari, sebenarnya masih bisa ditawar antara RM 40-60. Namun karena sudah malam, maka si supir memberikanku harga RM 70. Sudah gitu, dia masih ngambil sepasang penumpang dulu sebelum mengantarkanku. Dan tidak ada potongan harga untuk aku. Gila. Masih belum berhenti di situ, aku ditanya, tujuanku di Melaka dimana. Aku bilang "di JALAN Portugis". Kemudian dia dengan nada yang tidak sopan "HAA ITU JAUH SEKALI. KAMU HARUS TAMBAH UANG." Aku tanya balik, "Ya sudah, gimana lagi. Harus tambah berapa om?". Sopir yg tidak sopan itu, "90..eh, 100."
Oyaaaa....si uncle ini kurang ajar sekali, ketika pertama kali mau mengantar aku, dia ogah2an trus bilang gini, "Kamu punya uang ta? Mahal lho naik taksi ke Melaka". Mayak. Begitu pikirku pertama.

Anyway, I have no other choice. Aku cuman berpikir, pokoknya sampe di Melaka malem itu dan istirahat.

Ndelalah, ternyata di Melaka itu ada yang namanya Kampung Portugis, which is 3 km away from Jalan Portugis. Dan si uncle sopir taxi ini mengantarku ke Kampung Portugis. Aku sempet liat nama jalannya. "De Alburqueque". Jadi aku bilang, "uncle ini bukan jalan portugis". Uncle nya ngeyel, "ini portugis". Trus dia memberhentikan aku begitu saja, katanya "Sudah, kamu turun saja disini. Kamu tanya orang sana."

Aku pun bertanya ama nyonya pemilik rumah mengenai alamat yang ingin aku tuju. Dan beneran, tempatnya bukan disitu. Terus si tante bilang, "Itu daerah Jonker Street". Setelah aku menyampaikan rasa terima kasihku, maka aku segera menyetop si taksi itu kembali. Untung dia lagi putar balik. Aku bilang, "uncle, kamu kasih aku turun di jalan yang salah. Katanya nyonya itu, jalan portugis itu dekat jonker street."

Gila keduanya, dia tambah marah2, katanya "lho, kamu katanya mau ke jalan portugis, trus kok ternyata ke daerah jonker street". Aku mau marah sudah pk 11.30. Sendirian lagi. Ya sudah, aku naik. Anyway, si supir taksi dan istrinya *yup, istrinya menemaninya*, bener-bener keterlaluan. Dalam perbincangan kita, mereka tahu kalo aku pertama kali ke Melaka namun mereka tega bener tidak menurunkan aku pada tempat tujuanku, padahal aku sudah bayar lebih.

Lebih gila lagi, tiba2 di tengah perempatan jalan dia berhenti, trus bilang itu jonker street. Aku masih dengan kebingungan, "Lho, ini bukan jalan portugis uncle." Dia bilang, "itu jonker street. kamu turun aja disini." Jujur saja, yang namanya jonker street itu aku ga tahu, dan ditempat aku diturunkan, tidak nampak keramaian sama sekali. Tapi karena aku juga bete, dan dua orang tua ini bener-bener tidak punya hati, aku juga males minta tolong sama mereka. Gila aja.

Aku bilang terimakasih dan turun. Kemudian aku menelpon empunya guesthouse. Aku cuman melihat ada plang nama "Jalan Laksamana" dan Discovery Cafe. Berbekal 2 petunjuk itu, maka aku minta ditunjuki arah. Dan ternyata, masih lumayan jauh. Mana ga ada peta lagi. Akhirnya aku disuru tanya ke orang di Discovery Cafe, eh, aku tambah ditawari untuk nginep disana aja. haahaha, secara mereka juga punya kamar yang disewakan. Setelah dijelaskan sedikit, akhirnya aku nekat jalan aja. Melewati jembatan, sedikit berbelok kesana dan kemari, ada juga keramaian. Aku sempet inget, di peta emang kelihatannya deket dengan Jonker Street, tapiiii....aku tak punya peta. Mana bb tidak menolong disaat seperti ini karena baterenya udah koit. huhuhu...

Melihat ada pakcik makcik sedang santai, maka aku bertanya ke mereka, bagaimana menuju ke Jalan Portugis. Hehe, dan mereka juga tidak tahu karena mereka bukan orang lokal, mereka berasal dari Kedah. Makcik itu melihat ada 3 cewek lagi berjalan menuju ke arah kami, dia menyuruhku untuk bertanya saja ke mereka. Setelah beberapa pertanyaan dan sedikit perbincangan, thanks God, He really is great. Si cewek, Nana, dengan baik hati memberikan tumpangan di mobilnya sampai di dengan guesthouse, sekalipun dia juga ga terlalu paham jalannya. hehe.....that's our God. He is unbelievable.

So, at the end of the day. Aku sampe di guesthouse dengan selamat. Thanks to Nana :). Setelah beristirahat semalaman, maka dan akupun siap bertualang keesokan harinya. :)

Perjalanku di Melaka akan aku bahas lebih lanjut di www.wisataseru.com :)